Jadi jika demikian Elohim mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? - Matius 6:30
Tampaknya aneh, bukan, bahwa kita yang dengan bebas telah menempatkan tujuan kekal kita ke dalam tangan Kristus sering kali menolak untuk percaya bahwa Dia akan memberikan apa yang kita butuhkan: makan, minum, dan pakaian. Iman harus meliputi hal-hal yang biasa, tidak hanya mencakup hal-hal yang luar biasa.
Khawatir bukanlah dosa yang sepele karena menyerang baik cinta maupun integritas Tuhan. Khawatir sama saja menyatakan bahwa Bapa surgawi kita tidak dapat dipercaya dalam firman-Nya maupun janji-janji-Nya. Menyatakan percaya kepada kebenaran Kitab Suci namun pada saat berikutnya mengungkapkan kekhawatiran hal itu sama saja dengan menyangkal bahwa kepercayaan itu sendiri. Khawatir mengungkapkan bahwa kita lebih dikuasai oleh keadaan kita dan oleh perspektif dan pemahaman kita sendiri yang terbatas daripada oleh Firman Tuhan. Oleh karena khawatir tidak hanya melemahkan dan merusak tetapi juga menyepelekan dan meragukan Tuhan.
Ketika seorang percaya tidak disegarkan oleh Firman setiap hari sehingga Tuhan ada dalam pikiran dan hatinya, maka Setan bergerak ke tempat yang kosong dan menanamankan khawatir. Dan khawatir membuat Tuhan menjauh dari pikiran kita.
Paulus menasihati kita seperti ia menasihati jemaat Efesus, "Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya" (Efesus 1:18-19).
Tanyakan Kepada Diri Saudara Sendiri
Apakah saudara pernah secara serius mempertimbangkan pernyataan yang tidak terucapkan ketika kekhawatiran mengendalikan reaksi saudara terhadap ketidakpastian hidup? Jika saudara memahami akar-akar keyakinan yang menjadi sumber membaranya kekhawatiran, dampak apa yang dimiliki pemahaman ini terhadap tingkat kekhawatiran saudara?
Baca juga:
Alasan untuk Puas
Khawatir Adalah Dosa
Merasa Tidak Layak di Hadapan Tuhan?
8 Cara Untuk Berjalan Dengan Iman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar