Pada bagian sebelumnya kita belajar bagaimana jemaat mula-mula amat memperhatikan pelayanan meja di samping pelayanan Firman. Bahwa pembagian kepada orang-orang yang membutuhkan, para janda, merupakan bagian penting di dalam efektivitas penginjilan. Kini kita akan melihat bagaimana salah satu pelayan meja tersebut ditampilkan di dalam Kitab Suci, yakni Stefanus:
![]() |
Stefanus di Hadapan Tua-Tua |
Stefanus, salah satu pelayan meja yang terpilih dalam kisah ini digambarkan sebagai penuh karunia dan kuasa, mengadakan mujizat dan tanda di antara orang banyak. Berarti, selain membagi-bagikan berkat jasmani kepada para janda, Stefanus juga melayani jemaat dengan mendatangkan mujizat. Mungkin itu menyembuhkan sakit-penyakit, mengusir setan, dsb. Tidak tertutup kemungkinan juga bahwa Stefanus juga mewartakan Injil saat ia menjalankan tugasnya sebagai pelayan meja.
Apa yang dikerjakan Stefanus ini tampaknya mengundang tanda tanya dan kecemburuan di pihak beberapa jemaat Yahudi. Mereka mencoba mempertanyakan tindakan Stefanus dan bersoal jawab dengannya. Namun mereka dikatakan tidak sanggup melawan hikmat dan Roh yang mendorongnya berbicara. Dari sini kita tahu bahwa seorang pelayan yang baik bahkan dalam bidang yang tidak rohani sekali pun perlu diperlengkapi dengan perlengkapan rohani yang memadai. Ia harus memiliki hubungan yang intim dengan YAHWE yang mencurahkan Roh Kudus-Nya kepadanya. Ia juga harus siap melayani orang yang sakit, mengusir setan, dan memberikan kesaksian di depan orang banyak.
Demikian pula, kita perlu diperlengkapi dengan hubungan yang intim dengan YAHWE di dalam setiap bentuk pelayanan kita. Kita perlu peka terhadap gerakan Roh dan membiarkan hati dan hidup kita dituntun oleh Roh. Hubungan yang intim dengan Roh Kudus menjadikan diri kira penuh karunia dan kuasa, dan diberikan kemampuan untuk melakukan mujizat dan tanda-tanda di depan orang banyak. Dan ketika kita harus mempertanggungjawabkan apa yang kita perbuat, Roh Kudus akan memampukan kita untuk menyampaikan hikmat dan kehendak Bapa. Perkataan kita akan penuh hikmat dan kuasa.
Baca bagian selanjutnya!
Baca juga:
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia
Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira
Assalammualaykum wr wbr......Mengapa wong kresten/nashronni Kafir Najis UMUMNYA TIDAK KONSEKUEN BAHKAN Ana NILAI TERMASUK SANGAT LANCANG KARENA NAMA TUHAN mereka YANG ASLINYA DALAM BAHASA ASLINYA ADALAH YAHWEH DIROBAH JADI Allah....?
BalasHapusPadahal Allah/Allahswt Adalah Nama Pribadi Tuhannya Sesembahan Kami : Kaum Muslim Sedunia Bahkan Nama Allahswt/Allah TIDAK BISA DITERJEMAHKAN MENJADI GOD/LORD/ALMIGHTY/BRAHMAN Dalam Bahasa Inggris Maupun Bahasa Hindi Hindu
Contohlah Ummat Hindu Penyembah Banyak tuhan, Karena Satu Tuhan Mereka Yang Maha Kuasa Bernama Brahman Jauh Diatas Syiwa,Wishnu Maupun Brahma Sejak 5000 tahun lalu nama tuhan hindu yang mahakuasa ini yang bernama Brahman Tidak Pernah Berobah Menjadi : God/Lord/Almighty/Kanjeng Gusti ya pancet wae namanya tetap Brahman....
Mengapa Nama Tuhan Wong Kresten Nashronni Yang Bernama Yahweh Bisa Berobah Mencla Mencle Menjadi Allah???? Apakah Tuhannya Wong Kresten/Nashronni Najis Yang Tidak Mahakuasa Ataukah UmmatNya Yang Kurang Ajar dan Lancang Berani Merobah=Menghina Nama Tuhan Mereka Dewe.
Wassalam Bishawab