Wahyu 2: 9a Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya
Wahyu 3:1b Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
Wahyu 3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang
Wahyu 2:9a dikatakan oleh Bapa YAHWE kepada jemaat di Smirna dan Wahyu 3:1b dikatakan oleh Bapa YAHWE kepada jemaat di Sardis dan Wahyu 3:17 adalah untuk jemaat Laodikia. Ketiganya mengandung kontras: susah, miskin, namun kaya; hidup namun mati.
Manusia boleh memilih cara hidup. Dan kedua keadaan dari kedua jemaat ini menunjukkan kepada kita akan hal itu. Jemaat Sardis memilih mengutamakan kesetiaan kepada Bapa YAHWE daripada "keselamatan di dunia", daripada penerimaan oleh dunia, daripada kemegahan dunia. Namun sebagai "akibatnya," mereka harus mengalami kesusahan, kemiskinan -- di tengah-tengah kota pelabuhan yang kaya, fitnah (ayat 9), pederitaan (ayat 10), mereka harus mengalami penjara (ayat 10). Mereka bisa saja memilih untuk ikut arus, ikut tradisi dan praktik penyembahan terhadap kaisar karena kota Smirna merupakan pusat penyembahan kepada kaisar. Mereka bisa saja memilih hidup seperti orang-orang di sekitarnya, dan ikut menikmati kekayaan kota. Namun mereka memilih setia kepada Bapa YAHWE. Mereka memilih jalan yang sempit dan menghindari jalan yang lebar (Matius 7:13-14).
Sebaliknya jemaat Sardis dan Laodikia memilih hidup menurut dunia. Mereka menikmati kekayaan dan kenikmatan hidup sebagaimana orang-orang di sekitarnya. Namun mereka dikatakan mati dan miskin, melarat, buta, malang, telanjang oleh Bapa YAHWE (3:1,17).
Manusia sering memiliki cara pandang yang keliru terhadap hidup. Mereka cenderung memilih apa yang menyenangkan sekarang. Mereka berorientasi pada waktu sekarang. Kurang memperhatikan kehidupan yang akan datang. Namun Bapa YAHWE tahu yang sebenar-benarnya dari diri kita. Tiada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Kita boleh kaya di dunia, terkenal, berkuasa. Namun belum tentu bagi YAHWE. Sebaliknya, mungkin kita harus menghadapi penderitaan, kemiskinan, kesusahan, namun bagi YAHWE kita mungkin dianggap kaya. Dan lewat Firman YAHWE kepada ketiga jemaat ini kita diingatkan untuk memilih hidup yang sejati, bukan hidup yang artisial, yang sementara. Untuk mengumpulkan harta di sorga, dan tidak hanya mengejar harta di dunia.
Terhadap jemaat Smirna yang memilih setia namun menderita, Bapa YAHWE memperkenalkan Diri sebagai
Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali (Wahyu 2:8). Hal ini menegaskan bahwa Bapa YAHWE sanggup menghidupkan mereka yang telah mati karena kesetiaannya, bahwa penderitaan di dunia ini hanyalah sementara karena Bapa YAHWE akan memberikan kepada mereka yang setia mahkota kehidupan.
Dan kepada jemaat di Sardis Bapa YAHWE memerkenalkan Diri sebagai Dia yang memiliki ketujuh Roh Elohim dan ketujuh bintang. Hal ini menyatakan bahwa meskipun manusia silau terhadap kekuasaan dan kemuliaan dunia, namun sebenarnya tidak ada yang mampu menandingi kuasa YAHWE yang memiliki ketujuh Roh Elohim dan ketujuh bintang.
Kepada jemaat di Laodikia Bapa YAHWE memperkenalkan Diri sebagai Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Elohim. Hal ini mau menegaskan bahwa Bapa YAHWE tahu siapa diri kita. Kita boleh bersembunyi di balik penampilan fisik kita, perbuatan-perbuatan baik semu kita, namun Bapa YAHWE tahu isi hati kita.
Bapa YAHWE tahu siapa diri kita, Dia tahu kesusahan kita, Dia tahu penderitaan kita. Dia tahu dan peduli. Dan Dia setia. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Dia tidak akan pernah ingkar janji. Dia adalah Amin. Dia adalah benar. Dia akan memberikan ganjaran atas kesetiaan kita.
Namun Dia juga tahu isi hati kita. Dia tahu apakah kita hidup di dalam kepura-puraan atau keaslian. Apakah kita sedang memoles hidup kita? Apakah kita sedang mencari pengakuan dunia dan penerimaan dari dunia sehingga harus mengabaikan apa yang asli dan utama dalam hidup kita. Dia tahu apakah kita sedang mengkompromikan iman kita dengan tuntutan dunia.
Dan karena kasih-Nya, Dia masih mau menegur kita (Wahyu 3:19), agar kita bertobat (3:3, 17, 19). Pilihlah kehidupan, dan bukan kematian. Setialah, maka kita tidak akan menderita apa-apa dalam kematian yang kedua (2:11).
Baca juga:
Beribadah kepada YAHWE: Pilihan yang Terbaik
Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar