Matius 25: 14-15:
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau
bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan
mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima
talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat."
Saat Louis Braille sedang bermain dengan benda tajam yang biasanya digunakan ayahnya untuk melubangi bahan dari kulit. Benda yang tajam itu tidak sengaja mengenai salah satu matanya. Luka tersebut kemudian menjadi infeksi dan menyebar ke mata yang lain, sehingga dalam waktu satu tahun Louis pun menjadi seorang tuna netra.
Di usia 10 tahun Louis berhasil meraih beasiswa dari Royal Institution For Blind Youth di Paris yang merupakan satu-satunya sekolah tuna netra yang ada saat itu di dunia. Buku-buku di sekolah tersebut dicetak dengan menggunakan sistem emboss, yaitu cetak menonjol sehingga bisa diraba oleh tangan.
Suatu hari Louis datang ke sebuah ceramah dari seorang yang bekerja di kemeliteran yang bernama Charles Barber. Louis kemudian mengembangkan talentanya dalam penagunaan alat bantu untuk orang tuna netra dan mengembangkan sistem Charles Barbier ini menjadi sistem yang dapat berguna dan lebih bemanfaat untuk kaum tuna netra. Setelah melalui serangkaan ujicoba akhirnya Louis Braille yang saat itu masih berumur 15 tahun berhasi membuat sebuah sistem yang memakai enam titik dan disesuaikan untuk ke dua puluh enam afabet. Bahkan ia merancang kode untuk not musik dan matematika. Sistem rancangan Lous Braille ini juga memungkinkan teman-teman tuna netranya untuk menulis dengan membuat lubang-lubang di kertas.
Pada tahun 1829 Louis menerbitkan buku untuk memperkenalkan alfabet ciptaannya yang berjudul Method of Wring Words, Music and Plain song by Means of Dots for Use by the Blind and Arranged by Them. Popularitas huruf Braille terlalu besar untuk bisa dibendung. Apalagi Louis Braille terus memperbaiki dan menyempurnakan sistem kodenya agar semakin praktis untuk digunakan oleh kaum tuna netra. Berpuluh tahun setelah kematiannya, barulah huruf Braille diresmikan penggunaannya untuk kaum tuna netra di seluruh dunia.
Dalam kisah datas Tuhan memberikan talenta dalam hal alat bantu tuna netra kepada Louis Braille sehingga bisa berhasl meskipun dia tuna netra. Demikianlah TUHAN memberikan kepada kita semua talenta masing-masing. Tidak ada orang bodoh yang ada hanya orang yang tidak sadar akan bakat yang diberikan TUHAN kepada kita. Janganlah mengejek dan saling merendahkan tetapi hendaklah saling melengkapi untuk hidup
yang lebih baik. Tuhan membagikan talenta-NYA kepada para hamba-Nya tidak didasari oleh kemampuan jasmani dan duniawi dari orang tersebut. Setiap orang mendapat talentanya berdasarkan kuasa dan kemampuan rohaninya. Kita harus mengerti bahwa pada kenyataannya orang yang memilki 2 talenta itu tidak banyak, apalagi orang yang memiliki 5 talenta, jumahnya sangat sedikit. Kita bisa memliki sikap yang benar dan mengambil langkah-langkah yang tepat, sehingga 1 talenta yang dipercayakan kepada kita bisa bertumbuh menjadi 2 talenta, 5 talenta bahkan 10 talenta. Kebanyakan dari kita mengawali dengan 1 talenta. Perbedaannya adalah bagaimana kita meresponnya sehingga kita bisa memiliki talenta yang berlipat ganda.
Baca juga:
Menjadi Si Satu Talenta yang Berhasil
Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar