Diterjemahkan dari posting Victoria Osteen di halaman Facebooknya
Dalam Alkitab, ada cerita yang sudah sering kita dengar. Ada seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun. Alkitab menceritakan bahwa dia pergi ke mana-mana mencari dokter yang bisa membantunya. Dia berjalan bermil-mil untuk mencari pertolongan. Dapatkah Anda bayangkan perjalanan itu? Dia menghabiskan hidupnya mencari jawaban. Tidak hanya itu, ia tidak hanya mencari bantuan, tapi ia menghabiskan setiap sedikit uang yang dimilikinya untuk menemukan pertolongan. Dengan kondisinya, ia dianggap sebagai orang buangan. Dia adalah orang najis. Dia tidak seharusnya berada di sekitar orang. Saya tidak tahu dengan saudara, tapi ketika saya sedang dalam masalah, saya tidak ingin dibiarkan sendiri. Saya ingin seseorang ada untuk memperhatikan saya dan peduli pada saya. (Dan bahkan mungkin membawakan saya sup ayam.)
Pikirkan tentang wanita ini. Dia kesepian, putus asa dan sangat sakit. Lalu ia mendengar bahwa YESHUA berada di kotanya. Dia tahu dia bukan dokter, tapi ia akan keluar untuk melihat-Nya. Dia pernah mendengar bahwa Ia menyembuhkan orang lain dan sepenuhnya percaya bahwa jika dia bisa bertemu atau menyentuh-Nya, maka ia akan sembuh. Alkitab mengatakan bahwa dalam keadaan lemah, dia bangun, terhimpit dalam kerumunan dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan ia segera sembuh.
Saudara tahu apa yang saya pikirkan tentang kisah ini ketika saya membacanya baru-baru ini? Aku mulai bertanya-tanya bagaimana dia berhasil melewati masa 12 tahun itu. Aku bertanya-tanya berapa banyak orang di hari itu yang berada dalam keadaan yang sama: putus asa, sakit, lelah, hancur, tapi mereka menyerah. Mereka mendengar Yesus datang dan berkata, "Aku sudah mencoba segalanya. Saya mungkin tidak akan mampu bertemu dengan-Nya." Dan mereka tidak mendapatkan mujizat mereka. Saya ingin tahu tentang kegigihan wanita ini!
Dalam Markus 5:28, diceritakan bahwa wanita itu bangkit, berjalan melalui kerumunan, dan pikirnya, "Jika saja aku bisa menyentuh jumbai jubah-Nya, aku tahu bahwa aku akan sembuh." Dia tidak hanya bangun hari itu dengan penuh harapan. Saya yakin dia berbicara pada dirinya sendiri harapan bagi seluruh penderitaannya selama 12 tahun itu. Saya yakin itu tidak selalu mudah, tapi saya yakin dia terus berbicara kepada dirinya sendiri untuk terus maju.
Harapan itu sangat kuat. Harapan adalah bahan bakar iman. Apa yang saudara katakan kepada diri sendiri selama masa-masa sulit? Sangat mudah untuk berharap pada saat-saat yang baik, tetapi apa yang terjadi ketika saudara dalam keadaan sulit? Selalu ingat, ketekunan adalah apa yang akan mengantarkan saudara kepada pemenuhan janji. Jangan hanya berdiam dan membiarkan hidup berjalan mengalir. Seperti wanita ini, ia memutuskan untuk mengendalikan hidup! Biarkan harapan menjadi bahan bakar iman dan terus maju menuju kemenangan dan berkat yang telah Dia siapkan untuk saudara!
Baca juga:
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar