oleh: Wakidi Kirjo Karsinadi
1
“Kepha, apakah engkau MENGASIHI
aku, lebih dari mereka ini?”
melebihi orang-orang ini, apakah
ada agape dalam dirimu untukku?
***
“ya aku mengasihimu
ya, dan meskipun semua yang lain meninggalkanmu
sekali-kali aku tidak”
“kalau begitu, tidak akan ada ayam
berkokok hari ini, Kepha.”
“ayam akan tetap berkokok dan aku
tetap MENCINTAI-mu sekalipun aku harus mati karenamu”
AGAPE itu milikku, kuberikan
sepenuhnya untukmu
malam itu dini hari, ia
dihadapkan pada hukuman mati, atas tuduhan palsu
semua temannya lari, seorang diri
Kepha mengikutinya dari kejauhan
hati Kepha kecut
sebelumnya ia yakin dia akan
menang atas semua bangsa dan memerintah sebagai raja
tetapi kini, dia benar-benar
seperti orang biasa, manusia tanah yang lemah
ke mana semua kuasa keajaiban
itu, batinnya
dinginnya malam itu semakin
membuat nyalinya menciut
mendekat ke perapian ia ingin
menghangatkan badan
“kamu teman orang itu bukan?” melengking
suara seorang perempuan yang duduk di seberang perapian
Kepha kaget setengah mati
“aku tidak tahu apa yang engkau
maksud.”
seketika dinginnya menghilang
dari tubuhnya
Kepha menggeser tubuhnya, ia
menuju ke pintu gerbang.
“aku tahu, engkau salah satu
teman dari orang itu!” seseorang menyergahnya
“aku
tidak kenal orang itu," Kepha berkilah
belum sempat ia menggeserkan
kembali tubuhnya
“dari logat bicaramu, engkau
jelas teman orang itu!” dari belakang seseorang menghardiknya
“aku
tidak kenal orang itu," Kepha menyumpah
dan kemudian …
“kukuruyuk! kukuruyuk! kukuruyuk!”
Kepha terperanjat
suara kokok ayam itu memutar kepalanya
ia bersitatap dengan dia
mata ketemu mata
ia telah memberikan tiga jawaban
atas tiga pertanyaan
sebab itu hari ini ayam masih berkokok
dia benar
ia salah
ia lari dalam deras air mata
dia mengenalnya lebih dari ia mengenal dirinya
AGAPE itu tidak ada pada dirinya
sama sekali tidak ada
apalagi melebihi yang lain
itu hanyalah ilusi dari keangkuhan diri yang
membawanya terbang bersama angina
dan kokok ayam itu masih ada
untuk membawanya kembali jatuh ke tanah
kembali menjadi manusia tanah
***
“benar tuan, engkau TAHU, bahwa aku mengasihi engkau."
padaku ada filia, itu saja
Kepha tahu, dia lebih tahu melebihi ia tahu siapa
dirinya
2
“Kepha, apakah engkau MENGASIHI aku?” dia bertanya untuk kedua kalinya apakah ada AGAPE untukku?
***
pagi itu Kepha bersama keempat temannya sedang
berada di pantai
mereka kembali kepada kehidupan lama
sebelum bertemu dengan dia
menjadi penjala ikan
angannya telah pudar
ia telah gagal
bersama dia ia pernah bermimpi
menjadi cadas keras tempat berdirinya sebuah
kerajaan
namun kokok ayam itu telah membuatnya mengerti
angannya melambung terlalu tinggi
membuatnya lupa diri
ia gagal total
pagi itu dia datang
kepada mereka ia mendekat
mereka yang telah meninggalkannya dan
menyangkalnya
mereka tetap dianggap sahabat
Kepha kembali bersemangat
dilupakannya kegagalan masa lalu
lalu atas penyangkalannya haruskah ia
malu? tak lagi perlu karena ia
tahu dia lebih tahu
semua itu terjadi bukan tanpa
maksud
agar Kepha melepaskan segala
selaput
***
“benar tuan, engkau TAHU, bahwa aku mengasihi engkau."
padaku ada filia, itu saja, tidak melebihi siapa
pun
Kepha tahu, dia lebih tahu melebihi ia tahu siapa
dirinya
dan dia menerimanya apa adanya
“Kepha, apakah engkau mengasihiku?” dia bertanya untuk ketiga kalinya
apakah ada FILIA untukku?
Kepha sedih mendengar dia
bertanya untuk ketiga kalinya.
dia telah menanamkan di dalam
dirinya sebuah duri di dalam daging
kesedihan yang mencegahnya untuk
melupakan bahwa dirinya hanyalah
manusia tanah
“benar tuan, bukan AGAPE melebihi
semua yang lain, bukan AGAPE yang ada pada diriku untukmu, hanyalah FILIA
manusia lemah, manusia tanah. itulah yang kupunya. itulah yang kumampu”
Kepha sekarang lebih mengenal
dirinya, manusia lemah yang hanya mampu memeluk keterbatasan FILIA untuk
tuannya, bukan kebesaran dan keangkuhan AGAPE.
pengenalan diri ini
dan penerimaan dia atas segala keterbatasannya
telah mengantarkan Kepha dari FILIA kepada AGAPE
saat ajal menjemputnya
kali ini, ia tidak menyangkal dia, ia tidak lari, ia
menghadapi kematiannya
benar-benar karena dan untuk dia
demikian dia telah berjanji
ia telah menjadi batu karang
bagi berdirinya jemaat
Medari, dini hari, 26
Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar