Minggu, 12 Agustus 2012

Roh Kudus Menjadi Daya Penggerak Gaya Hidup Jemaat Perdana


Baptisan Roh Kudus
Hidup Kristen adalah hidup menurut Kristus atau mengikuti ajaran Kristus. Tentu saja banyak cara atau banyak tradisi atau bahkan keyakinan dalam menerapkan "hidup Kristen" atau "gaya hidup Kristiani" yang bisa ditemui saat ini.

Namun semestinya hidup Kristen atau gaya hidup Kristiani harus tetap bersumber pada Kitab Suci. Dan dengan demikian, amat sangatlah penting untuk belajar dari orang-orang pertama yang menyebut diri atau disebut dirinya sebagai orang Kristen, yakni mereka menghayati hidup Kristen pada mula-mula atau jemaat perdana atau jemaat pertama atau jemaat mula-mula.

Dengan demikian, kita bisa menggali dan menelusuri bagaimana orang Kristen seharusnya hidup dengan membaca Kisah Para Rasul. Kalau kita mau serius menjadi orang Kristen atau menadi pengikut Kristus, apapun latar belakang kelompok atau denominasi kita, maka haruslah kita belajar dari para rasul sendiri.

Membaca Kisah Para Rasul, mulai dari pasal 1, bagian awal dari pasal 1, amat sangat jelas ditekankan bahwa hidup Kristiani haruslah berdasar atau digerakkan oleh Roh Kudus. Sekali lagi: hidup kristiani kita, segala langkah dan gerak aktivitas Kristiani kita, harus didasarkan atau digerakkan atau diinspirasikan oleh Roh Kudus. Dalam Kisah 1 ayat 4 dengan jelas dinyatakan bahwa Yesus melarang mereka untuk melakukan apapun sebelum mereka menerima Roh Kudus, atau yang disebut janji Bapa, atau yang disebut dengan "dibabtis dengan Roh Kudus".

Kisah Para Rasul 1:4-5 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka. Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang - demikian kata-Nya - "telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

Perhatikan kata "melarang", Yesus melarang para murid untuk pergi, melainkan untuk "tinggal menantikan janji Bapa", janji yang telah sebelumnya disampaikan sendiri dari Yesus (telah kamu dengar dari pada-Ku), yakni bahwa Yesus akan membaptis mereka dengan Roh Kudus ... sebelum mereka melakukan pelayanan apapun.

Di bagian selanjutnya kita juga belajar bahwa para murid "merisaukan" sesuatu tentang pemulihan kerajaan bagi Israel. Namun sekali lagi Yesus meminta mereka untuk tidak memikirkan yang lain namun menegaskan bahwa kalau mereka sudah menerima atau kalau Roh Kudus sudah turun atas mereka, mereka akam menjadi saksiNya sampai ke ujung bumi.

Kisah Para Rasul 1:6-8: Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi ISrael?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut uasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Yesus melarang mereka pergi, Yesus juga "melarang" mereka memikirkan yang lain, bahkan yang sangat mulia (pemulihan kerajaan Israel), namun menyuruh mereka fokus untuk menerima Roh Kudus. Karena Roh Kudus itu akan memberi mereka kuasa untuk menjadi saksiNya.

Jelas, Roh Kudus dan kuasanya itu amat sangat penting bagi pelayanan para rasul dan jemaat perdana. Dengan Roh Kudus, mereka jadi tahu apa yang seharusnya mereka lakukan dan apa yang seharusnya menjadi fokus dari pelayanan mereka. Bukannya memikirkan kerajaan duniawi Israel, namun menjadi saksi Kristuslah yang harus menjadi fokus mereka.

Pertanyaannya:  Apakah Anda sudah melayani? Apakah Anda terlibat dalam kegiatan gereja? Kalau sudah, apa yang mendasari gerak dan pelayanan Anda? Sudahkah Roh Kudus tinggal dalam diri Anda? Sudahkah Anda menerima Roh Kudus yang dijanjikan Bapa?

Sudahkah Anda "tinggal" dan "menantikan janji Bapa"? Ataukah Anda langsung terjun ke lapangan tanpa dibekali kuasa dari Roh Kudus. Kalau begitu: jangan-jangan Anda hanya sedang peduli dengan "misi" Anda sendiri, sebagaimana para rasul waktu itu hanya memikirkan sesuatu yang duniawi, pemulihan kerajaan Israel. Padahal mereka diminta untuk menjadi saksi Kristus. Apa motivasi Anda melayani, menjadi saksi Kristus? Atau mengejar ambisi duniawi Anda (memulihkan kerajaan Anda?)?

Saatnya untuk bertanya kembali kepada diri Anda sendiri. Saatnya untuk diam tinggal dan menantikan janji Bapa. Lakukanlah itu sebelum Anda lari untuk melayani. Tanpanya, barangkali Anda hanya sedangg mengejar ambisi pribadi Anda sendiri.


Baca juga:
Cara Hidup Jemaat yang Pertama







Tidak ada komentar:

Posting Komentar