Selasa, 25 Januari 2011

Hidup yang Sebenarnya: Tetap Hidup di dalam Dia


Pohon di tepi aliran sungai
Pohon cukup menarik untuk diamati. Pohon menyediakan bagi kita banyak hal: oksigen, buah, tempat tinggal, kayu, kertas -- pohon sangat penting untuk hidup kita di dunia. Tetapi ketika kita melihat pohon, kita hanya melihat sebagian dari pohon tersebut. Kita melihat batangnya dan cabang-cabangnya serta daun-daunnya, tetapi itu bukan bagian yang paling penting. Bagian yang paling penting adalah sistem akar. Agar sebatang pohon bisa tumbu sehat, akar-akarnya harus mengembang setidak-tidaknya sejauh bentangan tudung pohon tersebut. Pohon yang sistem akarnya lemah tidak akan menjadi kuat dan tidak akan mampu menahan angin atau badai. Sistem akar adalah kunci bagi kesehatan, kekuatan, dan stabilitas pohon. 
Mungkin itulah sebabnya Pemazmur menulis mengenai "orang yang berbahagia":
Mazmur 1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil
"Yang ditanam" atau dalam bahasa Inggrisnya “firmly planted” berbicara mengenai perlunya sistem akar yang sehat! Daun-daun dan buah tergantung pada pohon yang tertanam kuat di mana ia bisa bertumbuh dan menjadi subur.
Hal yang sama berlaku juga bagi "orang yang berbahagia" -- pertanyaannya adalah: Dari manakah kita mendapatkan sistem akar yang kuat? Bagaimanakah hal itu bisa terjadi?
Untuk mengerti jawabannya, kita bisa belajar dari Kolose, ketika Paulus mengajari jemaat itu apa artinya menjadi umat Tuhan dan tubuh Kristus. 
Kolose 2:6-7 2:6 Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. 2:7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Therefore as you have received Christ Jesus the Lord, so walk in Him, having been firmly rooted and now being built up in Him and established in your faith, just as you were instructed, and overflowing with gratitude. (Col.2:6-7)
Jadi langkah awalnya adalah ... 
Hubungan (ayat 6a)
Perhatikan bahwa Paulus memberikan persyaratan bagi kehidupan yang berakar kuat, yaitu hubungan yang hidup dan sejati dengan.
"Kamu telah menerima Kristus Yesus" 
Perhatikan, ini sangat penting. Kita menerima Kristus—kita tidak menerima kredo atau doktrin atau pandangan teologis. Kita menerima pribadi atau person Putera Tuhan. Secara otomatis, hal ini membuat pengalaman Kristen kita menjadi personal dan interpersonal.
Tanpa Kristus, hidup kita tidak ada substansi nyata. Tetapi bagaimana kita menerima-Nya? Mengenali kebutuhan kita, menaruh kepercayaan dan menyerahkan hidup kepadaNya, dan menjadikan-Nya sebagai tempat bertumpu, Sumber hidup dan tempat mengaduh. Dengan cara demikianlah kita menerima-Nya—dan dengan cara demikian kita masuk lebih dalam di dalam hubungan kita dengan-Nya. Semuanya tergantung pada-Nya.
Tantangan (ayat 6b)
Mbonceng Yesus
Memiliki hubungan dengan Kristus adalah satu hal—tetapi secara konsisten menghidupi hubungan tersebut adalah hal yang lain sama sekali. Paulus mengatakan bahwa karena kita memiliki hubungan dengan-Nya, hidup kita hendaklah  "tetap di dalam Dia." atau dalam bahasa Inggrisnya, "walk in Him."
Ini sangat penting, karena "tetap di dalam" atau "berjalan di dalam" mewakili kehidupan harian dari orang-orang percaya. Ketika menjalani hidup ini, kita sedang mengejawantahkan Kristus yang hidup dan meraja di dalam hidup dan diri kita. 
Gambaran berikut menyatakan kebenaran tersebut:
  • Roma 6:4 "kita akan hidup dalam hidup yang baru" (walk in newness of life)
  • 2 Kor 5:7 "hidup karena percaya, bukan karena melihat" (we walk by faith, not by sight)
  • Gal 5:16 "hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging" (walk by the Spirit, and you will not carry out the desire of the flesh.)
  • Ef 4:1 "supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu" (walk in a manner worthy of the calling with which you have been called)
  • Ef 5: 2 "hiduplah di dalam kasih" (walk in love)
  • Ef 5:15 "perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif" (walk, not as unwise men but as wise)
  • 1 Yoh 1:7 "hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang" (walk in the Light as He Himself is in the Light)

Semuanya itu menjelaskan apa yang dikatakan Paulus tentang "tetap di dalam Dia" atau “walk in Him.” Dan sebenarnya kita hanya akan mampu hidup dalam kasih, terang, iman, dst. karena kita tetap di dalam Dia.
Berjalan bersama Yesus
Hal ini menegaskan bahwa kita hendaknya tidak hidup sebagai orang Kristen dalam cara yang "informasional" saja, bahwa informasi itu harus mempengaruhi membawa dampak nyata dalam kehidupan kita sehari lepas sehari.
Pilihan yang kita buat.
Sikap yang kita tunjukkan.
Hubungan yang kita bangun.

Itu semua bagian dari cara hidup kita ... tetap di dalam Dia.

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar